Postingan

Amarah Rakyat Meledak

Agustus 2025 menjadi saksi kebangkitan kemarahan rakyat yang tak tertahankan. Di tengah kota-kota besar Indonesia, suara teriakan “Polisi Pembunuh!” menggema, bercampur asap hitam dari gedung-gedung DPR dan kantor polisi yang dibakar. Rumah-rumah pejabat dijarah, mobil-mobil mewah dijadikan sasaran amukan massa. Ini bukan sekadar protes; ini ledakan frustrasi yang telah lama menumpuk. Kemarahan rakyat bukan tanpa alasan. Banyak warga kini kesulitan mencari pekerjaan, sementara gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menambah jumlah pengangguran setiap hari. Harga kebutuhan pokok naik tanpa henti, sementara pejabat dan aparat hidup mewah, sering terlihat berfoya-foya di media sosial, tanpa rasa empati terhadap kesulitan rakyat. Kenaikan tunjangan anggota DPR yang mencapai puluhan juta rupiah per bulan dianggap simbol ketidakadilan paling nyata. Di mata rakyat, janji kesejahteraan hanyalah kata-kata kosong yang tak pernah terasa. Insiden tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek onlin...

Runtuhnya Marwah Hukum: Catatan Kritis atas Putusan Pengadilan terhadap Tom Lembong

Gambar
Ketika hukum kehilangan keberpihakannya pada kebenaran dan keadilan, yang tersisa hanyalah serangkaian prosedur kosong. Putusan pengadilan terhadap Thomas Trikasih Lembong—tokoh publik dengan reputasi integritas yang kuat—menjadi sinyal peringatan bahwa krisis hukum di Indonesia bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang semakin mencolok. Ini bukan hanya perkara satu orang. Ini adalah cerita runtuhnya marwah hukum di negeri hukum. Sosok yang Tak Asing bagi Reformasi Thomas Trikasih Lembong bukanlah figur sembarangan dalam ranah kebijakan publik Indonesia. Alumni Harvard dan mantan eksekutif di sektor keuangan internasional, Tom dikenal luas sebagai teknokrat bersih yang kerap berpikir di luar kotak. Ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan (2015–2016), kemudian dipercaya sebagai Kepala BKPM, dua posisi strategis yang menuntut kecermatan, keberanian, dan integritas tinggi dalam pengambilan kebijakan. Selama masa jabatannya, Lembong dikenal getol mendorong iklim investasi yang lebih s...

Sirampog menjadi Zona Siaga

Gambar
Bencana bukan semata karena alam marah. Ia sering kali adalah jawaban atas kelalaian manusia. Dan Sirampog, salah satu kecamatan di Kabupaten Brebes, menjadi saksi bisu dari kelalaian yang perlahan menjadi bencana. Letaknya yang berada di lereng selatan Gunung Slamet selama ini memberikan anugerah tanah subur dan udara sejuk. Tapi kini, daerah itu berubah menjadi zona siaga. Tanah bergerak, rumah retak, dan mata pencaharian warga pun perlahan runtuh. Sirampog tidak sendiri. Banyak wilayah di Indonesia yang bernasib sama—digempur hujan, dilanda longsor, dan ditinggalkan solusi jangka panjang. Namun, Sirampog menawarkan pelajaran penting tentang bagaimana pengabaian terhadap ekosistem hutan dan eksploitasi air tanah dapat mengundang bencana yang tidak hanya merusak fisik, tapi juga menghancurkan harapan. Mendala, Luka yang Mewakili Ambil contoh Desa Mendala. Sebuah dusun kecil di Kecamatan Sirampog yang dalam satu dekade terakhir mengalami keretakan tanah yang kian melebar. Di Dusun Kraj...

Bencana Bukan Semata Kehendak Tuhan

Gambar
Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kembali dilanda bencana tanah longsor. Desa seperti Mendala, Sridadi, dan Mlayang menjadi saksi betapa rentannya bentang alam kawasan ini ketika alam mulai bicara. Longsor yang terjadi di berbagai titik, mulai dari Dusun Krajan di Mendala hingga wilayah Jatiteken dan Siroyom di Desa Mlayang, menunjukkan bahwa ini bukan sekadar fenomena musiman akibat curah hujan tinggi. Ini adalah hasil akumulasi dari praktik eksploitasi dan abainya manusia terhadap ekosistem. Sirampog dan Warisan Alamnya Sirampog terletak di kaki selatan Gunung Slamet, kawasan yang sejak lama dikenal dengan kesuburan tanahnya dan keberlimpahan air dari mata air pegunungan. Sawah terasering, kebun hortikultura, dan hutan rakyat dulunya menjadi ciri khas dari kecamatan ini. Namun, dalam dua dekade terakhir, wajah alam Sirampog berubah drastis. Hutan-hutan yang dulu rimbun, kini sebagian besar telah berubah menjadi kebun sayur intensif. Mata air yang dulu mengaliri sawah...

Menakar Risiko Dolar Menembus Rp17 ribuan, Mencari Peluang dalam Krisis Nilai Tukar

Gambar
April 2025 mencatatkan peristiwa yang kembali mengguncang sendi perekonomian nasional: nilai tukar dolar Amerika Serikat menembus angka psikologis Rp17.000an. Bagi masyarakat awam, kabar ini membawa kecemasan terhadap harga kebutuhan pokok. Bagi pelaku usaha, sinyal ini menandakan tekanan baru dalam produksi, distribusi, dan daya saing. Nilai tukar yang terus bergerak liar mempertegas bahwa ekonomi Indonesia sangat terhubung dan rentan terhadap dinamika global. Tetapi apakah krisis ini hanya tentang kekhawatiran? Atau justru menjadi momentum refleksi dan restrukturisasi ekonomi nasional? Pelemahan rupiah bukanlah hal baru. Dalam kurun tiga dekade terakhir, Indonesia telah beberapa kali mengalami tekanan nilai tukar yang drastis, mulai dari krisis moneter 1998 hingga krisis keuangan global 2008. Namun konteks kali ini berbeda: tekanan nilai tukar tidak datang dari dalam, melainkan dari kombinasi tekanan global yang semakin kompleks dan cepat merambat ke sistem keuangan domestik. Apa yan...

Bangkai Kepala Babi dan Tikus: Pendekatan Hermeneutik dalam Analisis Simbolisme.

Gambar
Pendahuluan Pendekatan hermeneutik dalam memahami teror kepala babi dan enam tikus memungkinkan kita menggali makna tersembunyi di balik simbol-simbol yang digunakan dalam konteks intimidasi terhadap kebebasan pers. Hermeneutika, sebagai metode interpretatif, menekankan pada pemahaman makna yang tidak hanya bersifat literal, tetapi juga historis, sosial, budaya, dan politis. Dalam kasus ini, pengiriman kepala babi dan tikus ke kantor Tempo bukan hanya sekadar aksi vandalisme, tetapi juga mengandung pesan simbolik yang membutuhkan analisis mendalam terkait konteks budaya, sejarah, dan politik Indonesia. Hermeneutika Simbolisme Kepala Babi dan Tikus Dalam tradisi hermeneutik, makna suatu simbol tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan konteks di mana simbol tersebut digunakan. Berikut adalah interpretasi makna dari simbol kepala babi dan enam tikus berdasarkan pendekatan hermeneutik: 1. Kepala Babi dalam Konteks Budaya, Sejarah, dan Politik • Dalam Budaya Indonesia: Babi memil...

#Indonesiamerah: Penurunan IHSG dan Implikasinya bagi Ekonomi Indonesia

Gambar
Pendahuluan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama kinerja pasar modal di Indonesia. Sebagai refleksi dari kondisi ekonomi dan kepercayaan investor, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik domestik maupun global. Baru-baru ini, IHSG mengalami tren penurunan yang signifikan, memicu kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar. Penurunan IHSG yang berkelanjutan dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mendasarinya serta dampaknya terhadap stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab utama penurunan IHSG, implikasinya terhadap perekonomian Indonesia, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk mengatasi situasi ini. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG adalah indeks yang mencerminkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut penelitian dari Fama (1970), pergerakan indeks saham dipengaruhi ole...