Butuh Normalisasi Sungai Bener dan Embung Resapan
Analisis Investigasi dan Mitigasi Banjir di Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
I. Investigasi Banjir di Purwokerto Selatan
1. Kronologi Kejadian
Pada Jumat, 10 Januari 2025, hujan deras mengguyur wilayah Purwokerto dan sekitarnya, menyebabkan banjir di sejumlah area, termasuk Kecamatan Purwokerto Selatan. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kenaikan permukaan air secara signifikan, memaksa warga setempat meminta bantuan evakuasi.
2. Lokasi Terdampak
Banjir menggenangi beberapa wilayah di Kecamatan Purwokerto Selatan, antara lain:
• Kelurahan Karangpucung: Perumahan Karangpucung Permai terendam banjir akibat luapan Sungai Bener.
• Kelurahan Teluk: Beberapa area di Kelurahan Teluk terdampak banjir, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
• Kelurahan Karangklesem dan Berkoh: Wilayah ini juga mengalami genangan air yang cukup parah.
• Jalan Gerilya: Sebagai jalur utama Purwokerto-Tegal, jalan ini sempat tergenang banjir, menghambat arus lalu lintas.
• Jalan Sidodadi dan Jalan D.I. Panjaitan: Kedua jalan ini mengalami banjir luapan, mengganggu aktivitas warga dan kendaraan.
3. Penyebab Utama Banjir
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir di wilayah ini antara lain:
• Curah Hujan Tinggi: Hujan deras dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat menyebabkan volume air yang besar, melebihi kapasitas saluran drainase dan sungai.
• Meluapnya Sungai Bener: Penyempitan penampang lebar Sungai Bener akibat sedimentasi dan aktivitas permukiman mengurangi kapasitas aliran air, menyebabkan luapan ke area sekitarnya.
• Sistem Drainase yang Tidak Optimal: Saluran drainase yang tersumbat dan kurang terawat tidak mampu menampung debit air yang tinggi, mengakibatkan genangan di berbagai lokasi.
• Berkurangnya Lahan Resapan Air: Pembangunan yang masif mengurangi area resapan air, sehingga air hujan langsung mengalir ke permukaan tanpa terserap tanah.
• Pembuangan Sampah Sembarangan: Sampah yang menumpuk di saluran air dan sungai menyebabkan penyumbatan, memperparah kondisi banjir.
4. Dampak Banjir
• Kerusakan Infrastruktur: Jalan-jalan utama seperti Jalan Gerilya dan Jalan D.I. Panjaitan tergenang, menghambat mobilitas dan merusak permukaan jalan.
• Gangguan Aktivitas Ekonomi: Toko dan tempat usaha di area terdampak mengalami kerugian akibat genangan air.
• Kesehatan Masyarakat: Risiko penyakit pasca-banjir meningkat, seperti diare dan infeksi kulit.
• Kerugian Materiil: Rumah dan kendaraan warga terendam, menyebabkan kerusakan signifikan.
II. Mitigasi Banjir di Purwokerto Selatan
Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, diperlukan langkah-langkah mitigasi sebagai berikut:
1. Normalisasi Sungai Bener
• Pengerukan Sedimentasi: Mengembalikan kapasitas aliran sungai dengan menghilangkan endapan yang menghambat aliran air.
• Pelebaran Penampang Sungai: Memperluas lebar sungai yang menyempit akibat aktivitas permukiman untuk meningkatkan kapasitas tampung air.
2. Peningkatan Sistem Drainase
• Perbaikan dan Pembersihan Rutin: Memastikan saluran drainase bebas dari sumbatan sampah dan sedimen.
• Pembangunan Saluran Air Tambahan: Menambah saluran drainase di titik-titik rawan banjir untuk mempercepat aliran air.
3. Pengelolaan Lahan dan Resapan Air
• Pembangunan Embung dan Sumur Resapan: Menampung air hujan untuk mengurangi limpasan permukaan dan meningkatkan resapan air ke dalam tanah.
• Penghijauan Kembali Area Terbuka: Menanam pohon dan vegetasi lain untuk meningkatkan penyerapan air dan mencegah erosi.
4. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
• Kampanye Kebersihan Lingkungan: Mendorong masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan saluran air.
• Pelatihan Tanggap Bencana: Meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi situasi darurat terkait banjir.
5. Penegakan Regulasi dan Pengawasan
• Pengawasan Pembangunan: Memastikan pembangunan di sekitar daerah aliran sungai sesuai dengan peraturan
Komentar
Posting Komentar